Friday, April 25, 2008

Jessica X3-12

Pada hari Jumat kemarin, saya dan Cha-cha teman saya mau melakukan wawancara untuk tugas religiositas. Sasaran kami adalah orang miskin yang memiliki profesi. Lalu kami menemukan seorang ibu-ibu tua yang sedang berjualan di tepat pintu masuk parkiran kantor pos. Ibu-ibu itu berjualan banyak barang seperti sisir, tissue, rokok, dan permen. Ia berjualan dia tas gerobaknya. Lalu kami memutuskan untuk mewawancarai dia. Tetapi kami agak sedikit ketakutan kalau-kalau ibu itu tidak berkenan menjawab pertanyaan kami dan malahan merasa tersinggung kalau kami tanya-tanya. Terlihat dari mukanya ia kelihatan kurang bahagia. Lalu kami memberanikan diri untuk mendekati ibu itu dan ibu itu langsung menerima kami dengan baik. Katanya kemarin juga ada anak yang wawancara dia jadi mungkin saja ada anak santa ursula lainnya yang juga sudah mewawancarai ibu ini. Nama ibu ini adalah ibu Maria Ulfa.

Ibu Maria Ulfa yang memiliki 3 orang anak dan sudah ditinggal suami (meninggal) sudah menekuni profesi ini lama sekali. Namun ia mengaku jualan seperti itu tidak banyak mendapat untung. ketika saya bertanya soal ibu Maria menjawab bahwa ia sangat sedih sekali bila tidak dapat uang. Apalagi kalau anak-anaknya mulai meminta uang sekolah dan dia sedang tidak punya uang. Sungguh menyedihkan sekali. Kalau dibandingkan dengan kita sekarang ini. Saya sendiri saja kalau sudah waktunya bayaran uang sekolah saya cukup memberikam amplopnya pada orang tua saya dan beberapa hari lagi uangnya sudah ada. Namun Ibu Maria kadang kesulitan untuk mendapatkan uang tersebut untuk membayar uang sekolah anaknya.

Profesi ibu Maria ini juga bagi dia kadang-kadang suka tidak balik modal. Ia sering kecewa sekali. Saya sendiri pernah mengalaminya ketika ada tugas praktek ekonomi tentang berjualan. Kebetulan kelompok kami tidak mendapat untung dan kami sekelompok cukup kecewa dan kesal karena justru rugi besar. Saya bisa membayangkan ibu Maria begitu kecewa sekali kalau tidak untung pada hari itu, kami saja yang praktek berjualan tidak untung sudah kecewa apalagi yang benar-benar berjualan dan tidak dapat untung, tentunya kekecewaanya lebih daripada kami yang hanya sekedar melakukan praktek tugas.

Anaknya ibu Maria yang paling kecil sekarang duduk di kelas 3 SMK. Bagi saya sendiri mungkin Ibu Maria menyekolahkan anaknya tersebut di SMK karena bayaran di SMK jauh lebih murah dibandingkan dengan SMA. Saya merasa saya sangat beruntung sekali karena orang tua saya sanggup menyekolahkan saya ke SMA.

Lalu kalau dilihat-lihat, ibu Maria ini sudah terlihat tua. Entah masih umur berapa tapi raut wajahnya terlihat sekali dia sudah tua. Saya juga berpikir, kalau dibandingkan dengan ibu-ibu zaman sekarang ibu Maria sungguh tidak beruntung sekali. Ibu-ibu zaman sekarang atau orang tua kita sekarang ini, mereka dapat hidup nyaman di rumahnya. Sedangkan ibu Maria harus menghabiskan waktunya hanya berjualan di sana dan tentunya tidak merasa nyaman. Tidak ada AC ataupun tempat duduk yang enak. Sekarang ini kan orang tua kita tentunya pasti bekerja di tempat kerja yang layak (ada AC, fasilitas nyaman) bukan dibawah terik matahari yang panas sambil menunggu orang yang datang untuk membeli. Dan ibu Maria ini sudah tua. Sayang sekali sepertinya dia tidak bisa menghabiskan masa tuanya dengan kegiatan yang ia senangi. Justru ia harus berjualan mau tidak mau kalau tidak dia tidak akan punya penghasilan. Ibu Maria juga mengaku apabila ia sedang sakit, ia tidak bisa mendapatkan pemasukan.

Saya merasa saya sangat beruntung sekali dengan kehidupan saya yang sekarang ini. Saya juga memikirkan tentang anaknya ibu Maria walaupun dia tidak menceritakan semuanya. Pasti mereka juga merasakan hidup yang tidak enak. Saya sendiri orangnya tidak bisa mengelola keuangan dengan baik. Saya suka mempergunakan uang tanpa berpikir terlebih dahulu tau-tau sudah habis dan saya langsung minta ke orang tua saya. Saya bisa memikirkan bagimana anaknya ibu Maria yang kalau memintauang sekolah saja sudah susah apalagi kalau tidak mempergunakan uang jajan sebaik mungkin.

Melalui wawancara ini, saya sudah seharusnya bersyukur akan kehidupan ini. Sering kali saya suka merasa kecewa dan saya masih belum puas dengan kehidupan saya sekarang ini dibandingkan dengan orang lain. Ibu saya sering berpesan agar saya harus bersyukur dan jangan melihat kehidupan di atas kita melainkan lihatlah bahwa dibawah kita masih ada orang-orang yang lebih tidak beruntung daripada kita. Jadi saya seharusnya tidak boleh bersikap tidak puas dengan hidup saya sekarang ini karena sebenarnya mungkin kekurangan yang masih saya alami hanyalah sebagian kecil daripada kekurangan yang orang-orang seperti ibu Maria alami.

Berikut ini hasil wawancara kami:

Tanggal 25 April 2008

Chacha X3/8

Jessica X3/12

Wawancara Ibu Maria Ulfa

T: nama ibu siapa?

J: Maria Ulfa

T: ibu tinggal dimana?

J: Jalan Dr. Wahidin 2 sebelah departemen keuangan

T: ibu asli Jakarta atau dari luar Jakarta?

J: saya asli dari Jawa Timur.

T: bagaimana ibu bisa pindah ke Jakarta?

J: tahun 1975 saya menikah dan ikut suami ke Jakarta, waktu itu saya masih berumur 17 tahun. Suami saya memang asli dari Jakata.

T: apakah ibu sudah berkeluarga?

J: sudahlah neng! Malahan saya sudah punya cucu 2 orang. Anak saya ada 3. Yang paling besar sudah menikah , yang ke-2 ngojek yang ke-3 masih bersekolah di SMK 3. Kemarin baru aja UN.

T: pekerjaan ibu apa?

J: yaa berjualan disini. Jualan rokok, tissue, sisir,….

T: apakah pekerjaan ibu ini tetap dan sudah berapa lama ibu menekuni pekerjaan ini?

J: iya. Saya dari tahun ’75 sudah bekerja seperti ini. Dulu bapak yang kerja ganti-gantian sama saya. Sekarang bapak sudah meninggal. Sekarang saya yang menggantikan pekerjaan bapak.

T: ibu dapat barang untuk jualan ini darimana ya?

J: saya dapat dari hasil membeli sendiri di pasar.

T: ibu senang tidak dengan pekerjaan ini?

J: yaa senang-senang susah. Kalau jualan lagi rame rasanya senang.

T: penghasilan ibu sehari-hari rata-rata berapa?

J: sehari dapat 175 ribu. Itu juga untungnya belum. Paling untungnya Cuma 100 ribu atau 75 ribu. Kalau dulu jualan kartu banyak yang beli pas lagi natal atau lebaran. Tapi sekarang udah gak untung lagi. Sekarang susah pada sms.

T: dengan penghasilan seperti itu, cukup tidak ibu untuk kebutuhan sehari-hari?

J: yaa cukup-cukup engga. Tergantung keadaan.

T: ibu senang tidak dengan keadaan ibu sekarang ini?

J: yaa engga. Sedih. Kalo anak lagi minta uang sekolah gak ada uang sedih rasanya pengen nangis, Tapi mau gimana lagi.

T: dulu lagi ibu kecil kepikiran gak pengen bercita-cita jadi apa?

J: hahaha. Engga

T: ibu juga pernah kepikiran gak untuk ganti usaha?

J: yaa kalau ada modal saya mau punya kios gitu buat jualan.

T: kalau misalnya ada orang yang member ibu uang yang banyak sekali, ibu mau apakan uang itu?

J: yaa untuk modal buat bikin toko.

T: kenapa ibu jualannya disini? Di sekitar sini suka ada penggrebekan yaa bu?

J: iya suka ada. Ibu jualan disini biar gak kena penggrebekan (lokasi ibu ini berjualan tepat di depan pintu parkir kantor pos). kalau jualan di sepanjang jalan bisa diusir sama tamtib. Kalau sudah diusir gerobaknya dihancurkan, barang-barangnya diambilin. Modalnya jadi abis.

T: ada ganti gak bu dari pemerintah?

J: yaa gak ada .

T: kalau ibu misalnya lagi sakit..

J: yaa untungnya sakit ibu gak pernah parah-parah dan jarang. Palingan Cuma masuk angin sembuhnya yaa paling 1-2 harian.

T: ibu percaya gak kalau kehidupan ibu bisa lebih baik daripada sekarang?

J: yaa percaya non.

T: apa usaha ibu untuk memperbaiki usaha ibu?

J: yaa ibu suka berdoa pagi-pagi minta supaya hari ini bisa dapet rezeki.

T: Terima kasih ya,bu atas waktu dan kesediannya.

No comments: