Friday, April 25, 2008

NOT An UnPeRFeCt LiFe










Berapa umur bapak sekarang?

#Sekitar 70 tahun

Apa yang biasa Bapak kerjakan sehari-hari?

#Mengumpulkan barang-barang bekas, besi bekas, kardus-kardus, koran

Sudah berapa lama Bapak bekerja seperti itu?

#Kurang lebih 5 tahun

Bapak tinggal di mana sehari-hari?

#Di tempat bos, di Basmol sana

Pendapatan Bapak cukup untuk memenuhi kebutuhan Bapak tidak?

#Ya, cukup, kecuali jika barang-barang bekas sedang sedikit.

Kenapa Bapak mau meninggalkan keluarga Bapak di desa dan merantau ke Jakarta?

#Untuk cari kehidupan dan membahagiakan keluarga

Bapak senang dengan pekerjaan Bapak sekarang?

#Tentu saja senang, kalau tidak, mengapa saya masih bekerja seperti ini


REFLEKSI

Saya sangat tidak menyangka dengan jawaban bapak pemulung itu yang menjawab ia senang akan pekerjaan yang digelutinya, padahal selama ini saya menyangka mereka terpaksa melakukannya karena tidak ada pekerjaan yang lain yang dapat mereka kerjakan.

Saya juga terharu karena ia yang telah lanjut usia masih bekerja untuk membahagiakan keluarganya.

Menurut saya, kemiskinan bukanlah hal yang perlu disesali, karena sebenarnya orang yang miskin secara materi adalah orang yang “kaya”. Sedangkan orang yang kaya secara materi mungkin saja adalah orang yang “miskin”. Semua adalah sama, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Segala sesuatu yang “miskin” dapat kita jadikan “kaya”.

Banyak orang yang “cukup” secara materi menganggap orang yang kekurangan adalah orang yang hina, patut dikucilkan dari masyarakat, tidak menghiraukan dan merendahkan kehadiran mereka. Itu adalah sesuatu yang salah! Kita semua ini sama di hadapan Tuhan. Kita seharusnya saling membantu satu sama lainnya, bukan malah saling membenci. Kita yang cukup bahkan berlebih harus berbagi dengan yang kekurangan, jangan hanya melihat dan cukup di mulut saja, “Kasihan mereka.” tapi mereka tidak mewujudkannya dalam bentuk tindakan.

Walaupun wawancara itu singkat, tapi saya merasa itu sangat berarti bagi saya. Saya juga bersyukur kepada Tuhan, karena saya selama hidup ini tidak pernah kekuarangan sesuatu apapun. Dengan wawancara ini juga, saya mempunyai harapan pada diri saya sendiri, saya harus bisa “melihat” banyak orang yang kekurangan dan membantu mereka. Saya juga mendapat pelajaran : apapun yang kita kerjakan, haruslah dikerjakan dengan sepenuh hati dan tulus, tidak peduli apa hasilnya nanti.

Tegarlah dalam menjalani kehidupan ini, kadang di atas, kadang di bawah, tapi tetaplah beriman kepadaNya, karena tanpaNya kehidupan ini tak ada artinya. Kasihilah sesamamu manusia seperti mengasihi diri sendiri. Bersyukurlah atas semua yang kita punya.


OLEH:


MARLENE X3/21

No comments: