REFLEKSI TITA X3/30
Ketika itu saya dan ursula mewawancarai seorang pekerja di toko fokopi yang juga menjual peralatan tulis. Dulu, saat saya pertama kalinya datang ke toko itu, saya merasa mas Ratno melakukan kegiatan ini hanya untuk mengisi waktu luang. Saya akrab dengannya, sama sekali tidak terpikirkan bahwa ternyata kegiatan ini bukan hanya untuk mengisi waktu luang melainkan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Kemarin mas Ratno bercerita, hasil penjualannya cukup untuk hidup dirinya sndiri, tapi tidak bagi keluarganya. Saya merasakan adanya kesedihan di dalam suaranya. Berbeda sekali dengan saya yang bisa hidup sepuasnya berkat orangtua saya. Sejak mengobrol dengannya saya seringkali berpikir dua kali ketika sedang membeli sesuatu. Wawncara dengan mas Ratno memberi saya sesuatu yang berbeda. Bahwa di dalam hidup ini ada banyak orang yang hidup berkecukupan, bahkan berlebihan. Tapi ada banyak juga yang kekurangan. Oleh sebab itu saya tidak boleh bersikap seenaknya, tetapi harus memperhatian orang lain yang berada ‘dibawah’ saya.
Hasil wawancara ada di dalam file milik ursula, x3-31
Maaf karena tidak ada foto ketika ia sedang bekerja karena pada saat itu, tidak ada orang yang datang ke toko.
No comments:
Post a Comment