Friday, April 25, 2008

Tugas Religiositas



Wawancara Religiositas dengan Pak Mawardi



Siang, kami dari Santa Ursula ingin mewawancara bapak, boleh?
- Boleh

Nama bapak siapa?
- Marwadi

Pak Marwadi punya pekerjaan lain selain menjadi tukang sapu di komplek ini?
- Tidak

Awal mula bapak menjadi tukang sapu?
- Saya awalnya berasal dari Pekalongan, datang ke Jakarta mau jadi kuli atau keja apa saja yang penting bisa hidup. Awalnya saya ke Jakarta, karena banyak teman saya yang lebih enak hidupnya di Jakarta, jadi saya juga ke Jakarta. Pas saya di Jakarta nyari kerja, ternyata di Jakarta itu pendidikan sangat diutamakan, sedangkan saya sekolah saja tidak. Setelah berbulan-bulan tidak kerja, hanya menjadi pengemis di jalanan. Akhirnya saya mendapat pekerjaan seperti sekarang ini.

Bapak sekarang umur berapa?
- Umur saya kira-kira 33 tahun. Saya ke Jakarta umur 16 tahun dusuruh sama bapak.

Pekerjaan bapak di desa apa?
- Saya cuma bantu-bantu bapak di sawah.

Bagaimana kehidupan bapak menjadi tukang sapu?
- Alhamdullilah, sampai sekarang walaupun pas-pasan tapi saya masih bisa makan dan menghidupi istri dan anak saya.

Kalau boleh tahu pendapatan bapak berapa dalam sebulan?
- Kurang lebih 300.000 sebulan.

Kalau boleh tahu, bagaimana sikap orang - orang terhadap bapak?
- Warga sini sih baik sama saya, cuman kalau orang di luar komplek ini kadang-kadang suka merendahkan saya dari tatapan mereka.

Menurut bapak, pemerintah sudah cukup membantu dalam memberi bantuan?
- Belum. Saya tidak merasa mendapat bantuan dari pemerintah.

Ada kemungkinan bapak kembali ke desa?
- Tidak. Karena saya tidak punya siapa-siapa lagi di desa, jadi untuk apa saya ke desa. Lagipula, istri dan anak saya semuanya sudah ada di Jakarta.

Bagaimana dengan keluarga Bapak? Apakah istri Bapak juga mempunyai pekerjaan?
- Ya. Istri saya bekerja sebagai tukang cuci yang pergi dari rumah ke rumah.

Syukurlah kalau gitu ya Pak. Bagaimana dengan anak Bapak ? Apakah mereka bersekolah ?
- Sayangnya tidak. Kami tidak mampu untuk membiayainya. Walaupun kami hanya mempunyai 1 anak dan kami hanya dapat memberikan dia sekolah saat kecil sehingga ia hanya dapat membaca dan menulis. Kami tidak mampu lagi untuk menyekolahkan untuk ke jenjang berikutnya apalagi dengan biaya pendidikan yang mahal.

Apakah Harapan bapak?
- Pemerintah lebih memperhatikan dan membantu kami-kami yang masih kekurangan, supaya bisa hidup lebih baik dari sekarang ini.




Dibuat oleh : Dea x3-3 dan Githa x3-3




No comments: