Tuesday, April 22, 2008

Refleksi Kemiskinan oleh Engeline X-3 / 6

Setelah mewawancarai Mbak Yuni, saya merasa iba melihat begitu kerasnya perjuangan hidup yang harus ia jalani. Saya juga berusaha membandingkan kehidupannya dengan kehidupan saya dan saya sangat bersyukur karena dalam hidup, saya masih bisa dikatakan berkecukupan. Saya juga mendapatkan pelajaran berharga bahwa dalam hidup, kita memang harus mengusahakan yang terbaik. Setiap harinya saya sering sekali menggerutu karena harus bangun pagi-pagi untuk bersekolah, saya kerap kali merasa malas, tetapi setelah saya mewawancarai Mbak Yuni, saya sadar bahwa bangun pukul setengah enam pagi tidak ada apa-apanya dibandingkan harus bangun pukul 3 pagi. Saya yang sering marah-marah terhadap orang tua bila disuruh belajar menjadi sadar bahwa perjuangan orang tua jauh lebih berat daripada belajar dan orang tua hanya mau yang terbaik bagi anaknya. Saya juga sadar bahwa masih banyak anak-anak di luar sana tidak dapat belajar dengan alasan KELAPARAN, sedangkan saya?Saya tidak mau belajar karena malas padahal sudah mendapatkan makanan yang sangat enak dan membuat perut terisi penuh. Saya benar-benar merasa bersyukur karena Tuhan begitu baik, Ia memberikan kehidupan yang sangat layak untuk saya. Ia memberikan orang tua yang menyayangi saya dengan kasih yang tak terhingga sehingga saya tidak haus akan kasih sayang seorang ayah dan ibu. Diberikan-Nya juga kepintaran dan kemampuan untuk mengenyam pendidikan yang baik di salah satu sekolah favorit di Jakarta. Yesus juga memberikan kesehatan yang sangat baik untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tetapi, saya sama sekali tidak menyadari hal itu. Saya malahan tidak mau mempergunakan kesemapatan 'emas' yang telah Tuhan berikan dalam hidup saya. Saya cenderung menyia-nyiakan anugerah tersebut yang seharusnya dapat saya maksimalkan.
Setelah mewawancarai Mbak Yuni, saya mendapatkan pelajaran tentang nilai-nilai hidup yang dapat dipetik. Perjuangan hidup Mbak Yuni mengajarkan agar dalam hidup ini kita tidak menyerah begitu saja melainkan harus berusaha semaksimal mungkin. Kita tidak boleh putus asa bila menghadapi suatu tantangan hidup karena di balik itu semua kita akan memetik buah kebaikan yang berguna untuk kelangsungan hidup kita sendiri. Selain 2 nilai itu, saya juga diberikan pelajaran akan penghematan uang. Saya sering kali boros dalam memakai uang orang tua. Kehidupan Mbak Yuni yang dapat dikatakan kurang itu membuat saya tersadar bahwa perjuangan untuk mendapatkan uang itu tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Tetapi saya?Saya bisa menghabisakan uang orang tua hanya dalam hitungan jam.
Kehidupan Mbak Yuni juga mengajarkan saya akan kerja keras yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan membuahkan hasil yang luar biasa. Pekerjaan Mbak Yuni sebagai tunawisma dan kehidupannya yang sangat susah juga mengajarkan saya untuk menghargai orang-orang kecil. Saya sering tidak menghargai jerih payah mereka yang telah dengan susah payah mereka kerjakan.

No comments: